Sunan Kalijaga memiliki putra bernama Sunan Muria yang juga termasuk Wali Songo. Layaknya kisah Wali Songo lainnya, kisah Sunan Muria juga menarik dipelajari. Ilmu serta keislaman beliau didapatkannya langsung dari Sunan Kalijaga.
Siapa sangka bahwa tokoh Wali Songo yang juga murid Ki Ageng Ngerang ini merupakan figur penting dalam Kesultanan Demak. Penasaran tentang kisah Sunan Muria selengkapnya? Simak pembahasan berikut.
Mengulas Lebih Lanjut Kisah Sunan Muria
Berasal dari keluarga islami membuat kecintaan Sunan Muria akan dakwah begitu besar. Bahkan hal ini memotivasi beliau untuk menyebarkan agama islam secara lebih luas. Kisah hidup beliau selengkapnya akan dibahas berikut ini.
-
Silsilah Keturunan
Jika ditarik secara nasab, Sunan Muria masih satu darah dengan ulama di Kerajaan Samudra Pasai, yakni Syekh Maulana Ishak. Syekh Maulana Ishak merupakan ayah dari Dewi Saroh yang merupakan istri Sunan Kalijaga. Keduanya menikah dan lahirlah putra sulung yang diberi nama Raden Umar Said atau Sunan Muria.
Raden Umar Said setelah beranjak dewasa menikahi Dewi Sujnah, puteri Raden Usman Haji yang merupakan ayah Sunan Kudus. Pernikahan beliau dikaruniai putra bernama Sunan Ngadilangu atau Pangen Santri.
-
Wilayah Dakwah
Metode dakwah dari Sunan Kalijaga banyak diadopsi oleh Sunan Muria. Dakwah yang dilakukannya terpusat pada daerah-daerah terpencil. Hal ini bisa dilihat dari letak tempat tinggal beliau yang berada di puncak Gunung Muria Desa Colo.
Nama Muria yang disematkan kepada beliau pun diambil dari tempat tinggalnya. Selain mengajarkan agama islam, beliau juga aktif mengajarkan ketrampilan bertani, berdagang, hingga melaut.
Wilayah dakwah beliau juga semakin luas sampai ke Kudus, Tayu, hingga Juwana. Salah satu yang menjadi keistimewaan Sunan Muria adalah fisiknya yang kuat. Mengingat lokasi dakwah dan tempat tinggalnya yang jauh dan terjal, tentu memerlukan fisik prima untuk bisa menjangkau wilayah-wilayah tersebut.
-
Sifat Teladan yang Dimiliki Sunan Muria
Mengulik kisah Sunan Muria belum lengkap tanpa mengenali sifat teladan beliau. Salah satu yang patut diteladani dari beliau adalah sikapnya yang lebih peka dan toleran karena berbaur langsung dengan rakyat jelata.
Sifatnya yang lebih peka dan logis inilah yang membuat beliau mampu memberikan solusi ketika situasi rumit terjadi. Misalnya saat ada konflik internal di Kesultanan Demak. Konflik yang terjadi tahun 1518-1530 Masehi ini bisa diselesaikan berkat solusi terbaik dari beliau.
Metode Dakwah Sunan Muria
Anggota Wali Songo yang paling muda ini berdakwah dengan metode apik. Beliau dekat dengan rakyat jelata tetapi bisa bergaul pula dengan kalangan istana. Ini dia beberapa contoh metode dakwah Sunan Muria
-
Dakwah dengan Hikmah
Dakwah Sunan Muria pada akhirnya diterima baik oleh masyarakat. Akan tetapi pada awal dakwah bukanlah tanpa hambatan. Sebelum islam masuk, penduduk sekitar wilayah dakwah beliau masih menganut animisme yang sulit dirubah dalam waktu cepat.
Sama seperti Wali Songo lainnya, beliau akhirnya menggunakan metode bil hikmah. Metode ini mengambil cara-cara bijak dan tentunya tidak memaksa penduduk untuk masuk islam. Hingga pada akhirnya, metode bil hikmah ini bisa diterima masyarakat luas.
-
Menitikberatkan pada Wong Cilik
Pusat dakwah beliau adalah di pedesaan dengan target rakyat jelata. Sunan Muria lebih senang bersama wong cilik dibandingkan tinggal di lingkungan kerajaan. Metode dekat dengan wong cilik ini dikenal dengan istilah Topo Ngeli yang berarti menyatukan diri dengan rakyat.
Agar bisa diterima wong cilik, beliau mengajarkan ilmu terkait ketrampilan ekonomi. Seperti melaut, bertani, hingga berniaga. Cara ini sangat efektif untuk membangun intensitas pertemuan yang lebih banyak dengan para rakyat.
-
Berdakwah dengan Macapat
Salah satu yang menarik dari metode dakwah Sunan Muria adalah bisa berbaur dengan budaya asli masyarakat. Terbukti untuk menghibur dan memberikan hikmah, beliau juga menciptakan tembang macapat. Judul macapat yang beliau ciptakan adalah Sinom dan Kinanthi.
Ternyata dari kisah Sunan Muria ini bisa diambil banyak hikmah yang berharga. Salah satunya bagaimana cara berdakwah dan mengajak orang kepada kebaikan. Tidak perlu paksaan terbukti bisa mengambil hati masyarakat luas.